Berita Rumah di Jepang Saat Ini – Oldhousediaries

Oldhousediaries.com Situs Kumpulan Berita Rumah di Jepang Saat Ini

Teknologi Anti Gempa Bumi Untuk Rumah di Jepang – Jepang, negara yang sering dilanda gempa bumi, telah lama menjadi pusat inovasi dalam teknologi bangunan anti gempa. Dengan mengintegrasikan pengetahuan sejarah gempa bumi dengan teknologi modern, rumah-rumah di Jepang tidak hanya dibangun untuk kenyamanan dan keindahan, tetapi juga untuk ketahanan terhadap gempa bumi. Artikel ini akan mengulas teknologi anti gempa bumi yang digunakan dalam pembangunan rumah di Jepang, dampaknya, dan mengapa rumah-rumah ini menjadi standar bagi negara-negara dengan risiko gempa yang tinggi.

Teknologi Anti Gempa Bumi

Pondasi Fleksibel: Salah satu teknologi utama dalam rumah anti gempa di Jepang adalah penggunaan pondasi fleksibel. Pondasi ini dirancang untuk dapat menyerap getaran dari gempa bumi dan secara fleksibel menyesuaikan diri dengan gerakan tanah yang terjadi selama gempa. hari88

Teknologi Anti Gempa Bumi Untuk Rumah di Jepang

Struktur Baja dan Beton Berteknologi Tinggi: Rumah-rumah anti gempa di Jepang sering kali menggunakan struktur baja dan beton berteknologi tinggi yang dirancang untuk memberikan kekuatan dan fleksibilitas tambahan saat terjadi gempa bumi. Ini membantu mengurangi risiko kerusakan struktural dan melindungi penghuni dari bahaya yang disebabkan oleh runtuhnya bangunan.

Penggunaan Sistem Isolator: Beberapa rumah di Jepang dilengkapi dengan sistem isolator gempa, yang berfungsi untuk memisahkan struktur bangunan dari getaran yang disebabkan oleh gempa bumi. Ini membantu mengurangi transfer getaran ke dalam bangunan dan mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi.

Pemilihan Material Bangunan yang Tepat: Pemilihan material bangunan yang tepat juga merupakan bagian penting dari teknologi anti gempa di Jepang. Material-material seperti kayu, baja, dan beton dilengkapi dengan teknologi yang mampu meningkatkan ketahanan terhadap gempa bumi.

Dampak dan Keunggulan

Rumah-rumah anti gempa di Jepang telah membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat dan infrastruktur negara. Mereka tidak hanya memberikan perlindungan kepada penghuni rumah, tetapi juga mengurangi kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kerusakan bangunan selama gempa bumi. Selain itu, rumah-rumah anti gempa ini telah memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi.

Standar Global dan Potensi Pengembangan

Teknologi anti gempa bumi yang digunakan dalam pembangunan rumah di Jepang telah menjadi standar bagi negara-negara lain yang juga berisiko terkena gempa bumi. Banyak negara telah mengadopsi teknologi serupa dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa bumi dan melindungi keselamatan penghuninya.

Dengan terus berkembangnya teknologi dan pengetahuan tentang gempa bumi, rumah-rumah anti gempa di Jepang terus mengalami perkembangan dan inovasi. Ini membuka peluang bagi pengembangan teknologi yang lebih canggih dan efektif dalam melindungi bangunan dari ancaman gempa bumi di masa depan.

Eksplorasi Keunikan dan Inovasi Modern Desain Rumah Jepang – Desain rumah di Jepang telah menjadi subjek minat yang luas di kalangan arsitek dan pecinta desain interior di seluruh dunia. Dikenal karena perpaduan yang unik antara tradisi Jepang yang kaya dan inovasi modern, rumah-rumah di Jepang sering kali menciptakan suasana yang menenangkan, fungsional, dan estetis yang memukau. Artikel ini akan membahas ciri khas desain rumah di Jepang, tren terkini, dan bagaimana mereka memadukan unsur tradisional dengan kebutuhan kontemporer.

Simplicity and Minimalism (Sederhana dan Minimalis)

Salah satu ciri khas utama dari desain rumah di Jepang adalah kesederhanaan dan minimalisme. Rumah-rumah Jepang cenderung memiliki ruang terbuka yang luas, dinding-dinding putih yang bersih, dan furnitur minimalis yang fungsional. Konsep ini menciptakan suasana yang tenang dan teratur, memungkinkan pemilik rumah untuk fokus pada keindahan alami lingkungan sekitarnya.

Eksplorasi Keunikan dan Inovasi Modern Desain Rumah Jepang

Natural Elements (Unsur Alam)

Desain rumah di Jepang sering kali memasukkan unsur alam seperti kayu, batu, dan taman dalam rumah. Penggunaan kayu yang hangat dan alami memberikan sentuhan tradisional yang khas, sementara taman dalam rumah atau taman kecil di luar rumah membawa kedamaian dan kesejukan alam ke dalam ruangan. https://hari88.net/

Flexible Spaces (Ruang Fleksibel)

Rumah-rumah di Jepang sering kali dirancang dengan ruang yang fleksibel dan multifungsi. Konsep ini memungkinkan penggunaan ruang yang optimal dalam rumah yang sering kali memiliki lahan yang terbatas. Ruang tamu dapat dengan mudah berubah menjadi ruang tidur di malam hari atau digunakan sebagai ruang kerja di siang hari.

Integration of Indoor and Outdoor Spaces (Integrasi Ruang Dalam dan Luar)

Desain rumah di Jepang sering kali menekankan integrasi antara ruang dalam dan luar. Pintu geser kaca yang besar atau jendela yang dapat dibuka lebar memungkinkan aliran udara dan cahaya alami masuk ke dalam rumah, sementara teras atau halaman belakang sering kali dirancang sebagai perpanjangan dari ruang tamu atau dapur.

Modern Technology (Teknologi Modern)

Meskipun banyak desain rumah di Jepang mengadopsi elemen tradisional, mereka juga sering memasukkan teknologi modern untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi. Misalnya, rumah-rumah di Jepang sering dilengkapi dengan sistem pintar yang mengatur pencahayaan, suhu, dan keamanan dengan mudah melalui perangkat pintar.

Tren Terkini dalam Desain Rumah di Jepang

Beberapa tren terkini dalam desain rumah di Jepang termasuk penggunaan material daur ulang, desain rumah kecil yang ramah lingkungan, dan konsep rumah yang terintegrasi dengan alam seperti rumah pohon atau rumah yang mengapung di atas air.

Dengan kekayaan warisan budaya dan inovasi modern yang terus berkembang, desain rumah di Jepang terus menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Dengan menggabungkan kesederhanaan, keterbukaan, dan inovasi, rumah-rumah di Jepang memperlihatkan bagaimana desain dapat menciptakan lingkungan yang indah dan fungsional untuk kehidupan sehari-hari.

Mengapa Banyak Rumah Kosong di Jepang? Tantangan dan Peluang – Fenomena rumah kosong di Jepang telah menjadi topik pembicaraan yang menarik dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan bahwa jumlah rumah kosong di Jepang telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, mencapai angka yang mencengangkan. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya rumah kosong di Jepang, dampaknya, dan peluang yang mungkin muncul dari situasi ini.

Faktor-faktor Penyebab Banyaknya Rumah Kosong di Jepang

Aging Population (Penuaan Penduduk): Salah satu faktor utama adalah penuaan penduduk Jepang. Dengan harapan hidup yang meningkat dan tingkat kelahiran yang menurun, populasi Jepang semakin menua. Banyak orang tua yang meninggal atau pindah ke fasilitas perawatan, meninggalkan rumah mereka kosong. hari88

Mengapa Banyak Rumah Kosong di Jepang? Tantangan dan Peluang

Urbanisasi dan Pusat Perekonomian: Banyak orang muda yang memilih untuk tinggal di kota besar seperti Tokyo untuk mencari pekerjaan dan kesempatan pendidikan. Akibatnya, banyak rumah di pedesaan dan kota kecil ditinggalkan karena penduduknya berkurang.

Perubahan Gaya Hidup: Perubahan gaya hidup juga berperan dalam fenomena ini. Banyak generasi muda yang memilih untuk tinggal dalam apartemen kecil atau di rumah sewa daripada membeli rumah. Hal ini menyebabkan banyak rumah yang ditinggalkan.

Dampak Banyaknya Rumah Kosong

Penurunan Nilai Properti: Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan nilai properti di beberapa wilayah, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada ekonomi lokal.

Risiko Keamanan: Rumah kosong cenderung rentan terhadap perusakan, perampokan, atau bahkan penyalahgunaan narkoba. Hal ini dapat meningkatkan risiko keamanan di lingkungan sekitarnya.

Kerusakan Lingkungan: Rumah yang ditinggalkan terlalu lama juga dapat menyebabkan masalah lingkungan, seperti peningkatan risiko kebakaran atau penumpukan sampah.

Peluang dan Solusi

Meskipun banyaknya rumah kosong di Jepang menimbulkan tantangan, juga terdapat peluang untuk memanfaatkan situasi ini:

Program Revitalisasi: Pemerintah Jepang telah meluncurkan berbagai program revitalisasi untuk mengatasi masalah ini, termasuk insentif fiskal untuk pemilik rumah yang menetapkan kembali properti mereka.

Pengembangan Properti: Banyak pengembang properti melihat peluang untuk mengonversi rumah kosong menjadi fasilitas baru seperti hotel, kantor, atau fasilitas umum lainnya.

Perumahan Murah: Rumah kosong dapat menjadi kesempatan bagi mereka yang mencari perumahan murah atau program penyewaan sosial bagi kelompok rentan.

Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya rumah kosong di Jepang dan mengambil langkah-langkah yang sesuai, diharapkan bahwa masalah ini dapat diatasi dan bahkan berpotensi menjadi sumber peluang bagi masyarakat dan ekonomi Jepang.

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang 2

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang 2 – Shinden-Zukuri dan Shoin-Zukuri

Pada sekitar abad kesebelas, ketika budaya unik Jepang berkembang pesat, anggota aristokrasi mulai membangun gaya rumah khas untuk diri mereka sendiri yang disebut shinden-zukuri. Rumah tipe ini, yang berdiri di tengah taman besar, berbentuk simetris, dan kamar-kamarnya terhubung dengan lorong-lorong panjang. Itu memungkinkan penduduk untuk menikmati acara musiman dan keindahan alam.

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang 2

Ketika kekuasaan politik berpindah dari bangsawan ke samurai (kelas prajurit) dan bentuk baru agama Buddha menyebar, aspek inti dari budaya tradisional Jepang seperti yang kita kenal sekarang mulai mengakar, termasuk ikebana (mengatur bunga), upacara minum teh, dan Teater Noah. slot gacor

Samurai menciptakan gaya rumah mereka sendiri yang disebut shoin-zukuri. Pengaruh ini terlihat pada ornamen ceruk pada ruang tamu rumah modern.

Gassho-Zukuri

Rumah-rumah orang biasa berkembang secara berbeda. Petani di berbagai wilayah negara memiliki rumah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Rumah-rumah yang dibangun dengan gaya gassho-zukuri di Shirakawa-go, yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia, adalah contoh tempat tinggal di mana orang biasa tinggal. https://hari88.com/

Beberapa rumah petani memiliki ruang untuk menyimpan ternak dan kuda mereka di dalam rumah, sementara rumah-rumah penduduk kota sering berdempetan di sepanjang jalan. Karena pemilik rumah perkotaan dikenai pajak berdasarkan lebar sisi depan rumah, rumah mereka dibangun menjadi panjang dan sempit. Gaya ini masih bisa dilihat sampai sekarang di kota-kota bersejarah seperti Kyoto.

Kura-Zukuri dan Rumah dengan Lorong Tengah

Perumahan terus berkembang pada periode Meiji (1868-1912). Beberapa kota memiliki rumah yang dibangun dengan gaya kura-zukuri, yang menampilkan eksterior yang tampak seperti Jepang tetapi terbuat dari bahan yang lebih tahan api.

Gaya yang menjadi dasar rumah Jepang saat ini, yang biasanya memiliki lorong panjang di tengah rumah dengan ruangan di setiap sisinya, konon memadukan budaya asing dengan gaya rumah yang disukai para samurai.

Dari Layar Pembagi hingga Pintu Geser Shoji

Salah satu ciri umum rumah Jepang adalah mereka memiliki banyak pintu geser. Di zaman kuno, mereka kadang-kadang memiliki layar pemisah untuk memisahkan ruangan-ruangan besar. Partisi ini datang untuk dipasang ke dinding, tetapi itu menyebabkan ketidaknyamanan, jadi dibuat alur yang memungkinkan partisi meluncur.

Ini adalah gaya yang terlihat di rumah Jepang modern saat ini. Kata shoji pada awalnya adalah istilah umum untuk partisi antar ruangan, tetapi hari ini sebagian besar merujuk pada pintu geser yang terbuat dari kotak kertas yang direkatkan pada kisi kayu yang memungkinkan cahaya lembut melewatinya.

Tikar Tatami dan Bantal Zabuton

Saat ini tikar tatami digunakan untuk menutupi lantai seluruh ruangan, tetapi sampai Abad Pertengahan, tatami adalah kemewahan yang hanya digunakan di area di mana orang akan benar-benar duduk. Tikar tatami tipis yang dilapisi kain dekoratif dibentangkan di atas tatami ini.

Ini akhirnya diganti dengan enza, tikar jerami bundar, yang kemudian berkembang menjadi bantal zabuton. Zabuton pada awalnya adalah tikar yang terbuat dari kain yang indah, tetapi bentuknya seperti saat ini di sekitar pertengahan periode Edo (1603–1867), ketika kapas ditambahkan.

Meja Zataku dan Lemari Chadansu

Di masa lalu, ketika orang makan, setiap orang memakan makanan mereka dari nampan seperti kotak individu yang disebut zen. Praktik orang berkumpul di sekitar meja makan baru dimulai selama periode Meiji (1868–1912), ketika makanan Barat dan Cina menjadi umum.

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang 2

Namun, di ruangan dengan tatami, kursi tidak digunakan, sehingga meja (disebut zataku) memiliki kaki yang jauh lebih pendek daripada yang ditemukan di negara lain.

Karena ruang tamu, tempat keluarga makan bersama, tumbuh menjadi pusat kehidupan mereka di rumah, ruang itu berisi lemari yang menampung piring dan mangkuk yang mereka gunakan. Kabinet ini, yang disebut chadansu, pada awalnya digunakan untuk menyimpan peralatan yang digunakan dalam upacara minum teh.

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang – Rumah tradisional Jepang dibangun dengan mendirikan tiang kayu di atas fondasi datar yang terbuat dari tanah atau batu. Rumah kayu ada di seluruh dunia. Apa karakteristik khusus rumah di Jepang, di mana terdapat empat musim yang berbeda, termasuk musim panas yang panas dan lembap dan musim dingin yang dingin?

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang

Gerbang dan Pagar Membagi Luar dan Dalam

Beberapa rumah dikelilingi oleh gerbang dan pagar atau dinding yang mengelilingi perbatasan plot. Ada berbagai jenis gerbang: ada yang terbuat dari kayu dan memiliki atap, sementara yang lain memiliki pagar logam. raja slot

Pagar atau dinding dapat dibuat dari tanah padat yang dikeraskan, dibangun dengan batu bata dari batu Oya (sejenis batuan vulkanik) atau terbuat dari papan kayu. Dalam beberapa kasus, pagar pohon atau semak dapat ditanam sebagai pengganti pagar. premium303

Lantai yang Mencegah Lembab

Untuk mencegah kelembaban dari tanah masuk ke dalam rumah, lantai ditinggikan beberapa puluh sentimeter (sekitar 18 inci) dan diletakkan di atas balok lantai kayu horizontal. Area seperti dapur dan lorong memiliki lantai kayu, tetapi ruangan tempat orang duduk, seperti ruang tamu, ditutupi dengan tikar yang disebut tatami yang terbuat dari anyaman rumput.

Jenis kamar dengan tikar tatami ini disebut washitsu, kamar bergaya Jepang. Orang Jepang umumnya tidak menggunakan kursi di atas tikar tatami, jadi orang bisa duduk langsung di atas tatami atau di atas bantal datar yang disebut zabuton. Inilah sebabnya mengapa orang melepas sepatu mereka saat memasuki rumah Jepang.

Rangka Penopang Atap Besar

Rangka rumah Jepang terbuat dari kayu, dan beratnya ditopang oleh kolom vertikal, balok horizontal, dan penyangga diagonal. Kawat gigi diagonal mulai digunakan ketika teknologi luar negeri dibawa ke Jepang.

Salah satu ciri rumah Jepang adalah memiliki atap yang besar dan atap yang dalam untuk melindungi rumah dari terik matahari musim panas, dan rangka rumah menopang berat atap.

Tembok Yang Tidak Mudah Terbakar

Pada zaman dahulu, dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang diplester dengan tanah di kedua sisinya. Namun, saat ini, banyak jenis bahan yang berbeda telah dikembangkan, dan kayu lapis sering digunakan.

Di masa lalu, banyak rumah juga memiliki dinding dengan kolom terbuka, tetapi pada periode Meiji (1868–1912), rumah dibuat menggunakan metode yang membungkus kolom di dalam dinding untuk mengurangi risiko kebakaran. Pada tahun 1919, tahun ke-8 era Taisho, dibuat persyaratan hukum bahwa dinding bangunan kayu di daerah perkotaan dibangun dengan cara ini.

Hujan Mengalir dari Atap

Banyak atap di masa lalu ditutupi dengan sirap atau jerami, tetapi hari ini sebagian besar ditutupi dengan ubin yang disebut kawara. Atap adalah bagian rumah yang paling terpengaruh oleh hujan, angin, salju, sinar matahari, dan kondisi alam lainnya.

Meskipun ada sejumlah perbedaan di antara atap-atap yang terlihat di berbagai wilayah di Jepang, semuanya memiliki satu kesamaan: atapnya miring, bukan datar, sehingga air hujan bisa mengalir dengan mudah.

Rumah Jepang telah berkembang selama bertahun-tahun dengan menggabungkan bentuk tradisional dengan teknologi modern untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api dan kenyamanannya.

Akibatnya, mereka tidak lagi seperti rumah-rumah tradisional yang diperkenalkan di sini. Baru-baru ini, ada minat baru untuk menggunakan metode tradisional untuk membangun rumah yang ramah lingkungan dan bertahan lama.

Tempat Tinggal Lubang dan Rumah yang Ditinggikan

Struktur Yang Terdapat Pada Rumah Negara Jepang

Di Jepang kuno, pada dasarnya ada dua jenis rumah yang berbeda. Yang pertama adalah apa yang dikenal sebagai rumah lubang, di mana tiang-tiang dimasukkan ke dalam lubang besar yang digali di tanah dan kemudian dikelilingi oleh rumput.

Yang kedua dibangun dengan lantai dinaikkan di atas tanah. Gaya rumah dengan lantai yang ditinggikan konon datang ke Jepang dari Asia Tenggara, dan jenis bangunan ini rupanya digunakan untuk menyimpan biji-bijian dan makanan lainnya agar tidak rusak karena panas dan kelembapan.

12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 2

12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 2 – Ketika kita berpikir tentang rumah tradisional Jepang, kita langsung membayangkan tatami, tikar jerami yang menjadi ciri khas kehidupan tradisional Jepang. Sudah menjadi rahasia umum juga bahwa melepas sepatu saat memasuki rumah di Jepang adalah hal yang umum, dan ruangan dipisahkan oleh pintu geser dan dinding kertas.

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang - 12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 2

Ini mengarah pada beberapa pertanyaan: apakah Anda tidak mendengar semuanya melalui dinding kertas itu? Bagaimana cara duduk dengan benar di atas tatami — apakah itu benar-benar menenangkan? Sepertinya sangat berbeda dari biasanya. Tinggal di rumah tradisional seperti itu sulit dibayangkan. Karena itu, kami melepas sepatu kami dan mengunjungi rumah seperti itu sendiri, menanyakan kepada penghuninya yang menawan segala sesuatu yang ingin Anda ketahui tentang kehidupan di rumah tradisional Jepang! dewa slot

Rumah yang kami kunjungi berumur sekitar 40 tahun dan berdiri di wilayah Hokuriku Jepang. Itulah wilayah pesisir di bagian barat laut Honshu, pulau terbesar di Jepang. Karena lokasinya di sepanjang Laut Jepang, Hokuriku terkenal dengan pabrik makanan laut, nasi, dan sake yang sangat baik. Alamnya subur, dan ada banyak salju selama musim dingin. Sekarang, mari kita lihat arsitektur unik rumah tradisional Jepang dan seperti apa kehidupan sehari-hari! https://www.premium303.pro/

7. Tataki dan Agarikamachi – Pintu Masuk ke Pintu Masuk

Pintu masuk rumah tradisional Jepang terdiri dari tiga lapisan. Pertama, ada tataki, yaitu lantai dasar tepat di belakang pintu masuk. Saat ini, umumnya terbuat dari beton tetapi dahulu lantai tataki yang ditumbuk terdiri dari tanah, kapur, dan bittern. Nama lain untuk lantai yang ditumbuk ini adalah doma.

Di Jepang kuno, orang biasa bepergian dengan sejenis sampah (sejenis transportasi bertenaga manusia) yang disebut kago, dan lantai tataki di depan pintu masuk digunakan sebagai tempat untuk meletakkannya. Di belakangnya ada langkah yang disebut agarikamachi – dari sini, ini adalah zona tanpa sepatu.

Agarikamachi langkah lebih tinggi dari lantai tataki dan mengarah ke rumah pintu masuk koridor. Anda melepas sepatu Anda pada saat ini, meninggalkannya di lantai tataki tetapi dekat dengan agarikamachi. Langkah ekstra ini tidak hanya mencegah kotoran terbawa ke dalam rumah, tetapi juga berfungsi sebagai pemisah yang jelas antara dunia luar dan bagian dalam rumah. Inilah salah satu ciri khas rumah Jepang.

8. Shikii dan Kamoi – “Rel” dari Pintu Geser

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pintu geser adalah bagian ikonik lain dari rumah tradisional Jepang. Mereka dapat dengan mudah disesuaikan untuk memisahkan atau membuka ruangan, mengatur ruang, cahaya, dan suhu sambil menghemat banyak ruang. “Rel” yang diduduki oleh pintu geser memiliki nama khusus juga. Kusen (bawah) disebut shikii, sedangkan ambang pintu (atas) disebut kamoi.

Ada beberapa ekspresi penasaran dalam bahasa Jepang di sekitar kedua rel ini. “Mengangkangi shikii” berarti “sering datang dan pergi”, sedangkan “shikii tinggi” mengacu pada tempat yang canggung untuk dikunjungi. Baru-baru ini, makna frasa terakhir telah sedikit bergeser, dan semakin banyak orang menggunakannya sebagai “merasa sadar diri”. Ini kasus menarik dari frasa lama yang mengadaptasi makna modern.

Melangkah di atas rel pintu geser selebar 10 cm menghadirkan perasaan menyegarkan yang menyenangkan, saat memasuki area pribadi sebuah rumah.

Di antara kamoi (rel atas) dan langit-langit, Anda akan sering menemukan bagian dekorasi yang disebut ranma. Di sinilah keahlian tradisional benar-benar bersinar dalam semua keindahannya. Ini tidak hanya mempercantik ruangan dengan dekorasinya yang unik tetapi juga membantu menjaga ruangan tetap berventilasi. Kota Inami di Prefektur Toyama sangat terkenal sebagai hot spot untuk dekorasi ranma ini.

9. Fusuma – Panel Dinding Geser, Baik atau Buruk?

Di samping pintu khusus, rumah Jepang juga memiliki panel dinding geser yang disebut fusuma. Mereka biasanya terbuat dari bingkai kayu yang dilapisi kertas atau kain di kedua sisinya. Layar geser ini juga dilengkapi rel yang pas di lantai dan langit-langit, dan gagang pintu kecil membuat fusuma mudah dipindahkan.

Sekilas, ruangan ini relatif kecil – berukuran 8 jo (tikar tatami). Namun, ketika banyak orang berkumpul, untuk acara kumpul keluarga, misalnya, dapat dengan mudah diubah menjadi aula yang layak! Fusuma memungkinkan Anda untuk mempartisi ruang hidup Anda dengan bebas dan cepat.

Namun, ada juga kerugian pada layar geser ini. Anda tidak dapat menguncinya seperti pintu, misalnya, dan tidak kedap suara, yang berarti pada dasarnya Anda dapat mendengar semua yang dikatakan di ruangan sebelah. Privasi adalah kemewahan langka di rumah tradisional Jepang. Keluarga Jepang modern lebih menghargai privasi, jadi bahkan di rumah tradisional, Anda mungkin menemukan pintu yang dapat dikunci.

10. Shoji – Pencahayaan Lembut dan Daya Serap Luar Biasa

Shoji adalah sebutan untuk kertas tradisional yang dipasang pada jendela dan pintu. Ini berfungsi seperti tirai, membiarkan cahaya matahari masuk secukupnya untuk mencelupkan ruangan ke dalam cahaya yang lembut dan hangat tanpa terlihat mencolok. Selain itu, ia menyerap kelembapan dan memiliki retensi panas yang tinggi, tahan terhadap hujan salju dan musim hujan dengan sangat baik.

Shoji hadir dalam berbagai tipe dan desain, mulai dari bingkai dan kertas hingga tata letaknya. Yang Anda lihat di gambar disebut yukimi, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi “menonton salju”. Bagian bawah dapat didorong ke atas dan dibuka, memungkinkan Anda untuk menikmati pemandangan bersalju di luar dari kenyamanan rumah Anda.

Kelemahan dari kertas shoji adalah mudah rusak, sehingga perawatannya sedikit merepotkan. Biasanya, orang mengganti seluruh kertas setahun sekali. Ini adalah tugas yang agak memakan waktu, jadi alih-alih mengganti semuanya, perbaikan kecil mungkin dilakukan. Kertas shoji kemudian dipotong menjadi bentuk dekoratif dan direkatkan dengan hati-hati pada bagian yang rusak. Dengan teknik ini, segala macam pola indah dapat dibuat, benar-benar bersinar saat matahari menyinari mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kertas shoji laminasi menjadi semakin populer karena jauh lebih kuat daripada opsi tradisional.

11. Tokonoma – Sudut Dekoratif

Suatu keharusan di setiap rumah Jepang adalah tokonoma, ceruk kecil yang didekorasi dengan indah, biasanya dengan gulungan gantung dan rangkaian bunga ikebana. Tujuannya adalah untuk menghibur pengunjung dengan desainnya dan Anda akan menemukan banyak ceruk seperti itu di ryokan, penginapan tradisional Jepang.

Tempat duduk tepat di depan tokonoma, dari mana paling baik dilihat, disebut kamiza atau kursi kehormatan, disediakan untuk tamu kehormatan atau kepala keluarga.

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang - 12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 2

12. Engawa – Teras Terbuka

Engawa bukan hanya teras – ini sebenarnya adalah koridor panjang yang menghubungkan ruang tamu dengan taman. Biasanya teras ini dipasang di bagian luar dan digunakan baik sebagai koridor maupun pintu masuk. Saat pintu terbuka, Anda dapat dengan bebas berkeliaran di dalam dan di luar. Terutama pada hari-hari yang hangat dan cerah, perasaan keterbukaan sangat membahagiakan di luar keyakinan. Ini adalah tempat untuk bersantai dengan secangkir teh dan bermain shogi, catur Jepang, dan seperti manusia, kucing suka berkeliaran di sekitar engawa atau tidur siang di lantai.

12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 1

12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 1 – Anda pasti tahu gedung pencakar langit modern dan kuil tradisional Tokyo, tapi bagaimana tampilan rumah Jepang pada umumnya? Salah satu tempat tinggal keluarga Jepang biasa?

Meskipun Anda bebas untuk menikmati budaya mandi Jepang di pemandian air panas, menemukan seni kuno di teater kuno, atau menikmati budaya pop yang penuh warna di Akihabara, tetapi kehidupan sehari-hari di rumah tradisional Jepang tetap tersembunyi dari sebagian besar wisatawan. nexus slot

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang - 12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 1

Saat ini, kita hidup di masa di mana rumah-rumah tua itu berangsur-angsur menghilang untuk diganti dengan gedung apartemen modern dan sejenisnya, terutama di dalam dan sekitar Tokyo. Sementara Barat menawarkan banyak sekali bangunan yang terbuat dari batu, rumah-rumah Jepang secara tradisional terbuat dari kayu, sehingga pembangunan kembali dan renovasi harus dilakukan setiap generasi, sebagai pedoman umum. Sementara beberapa rumah Jepang ada yang berusia lebih dari 100 tahun, kebanyakan dikatakan memiliki umur antara 30 dan 50 tahun. Memiliki rumah bergaya tradisional yang terbuat dari kayu bukan hanya proses yang panjang; itu juga lebih mahal karena keterampilan yang dibutuhkan tukang kayu. Sebaliknya, semakin banyak rumah keluarga tunggal yang dibangun dari bahan konstruksi modern seperti baja dan beton. hari88

Ima dan Chanoma – Ruang Tamu Rumah Jepang

Ruangan ini disebut ima dan merupakan ruang tamu rumah Jepang. Di sinilah orang-orang bersantai, menyesap secangkir teh panas, menonton TV, dan menikmati kebersamaan satu sama lain. Chanoma adalah nama lain untuk ruang tamu seperti itu. Selama periode Showa (dari 20-an hingga 80-an), adalah umum untuk memiliki meja bundar kecil yang disebut shabudai di ruangan ini, di mana orang-orang makan sambil duduk di seiza, berlutut dengan kaki terlipat di bawah paha. Saat ini, Anda akan kesulitan menemukan meja seperti itu di ruang tamu Jepang biasa, karena kursi dan sofa yang nyaman menggantikan posisi seiza.

Di musim dingin, banyak keluarga Jepang bersantai di bawah “kotatsu”. Yaitu meja rendah dengan selimut tebal yang dipasang di bawah meja, dilengkapi pemanas listrik. Anda meregangkan kaki di bawah meja, meringkuk dengan selimut dan menikmati hangatnya hangat dari radiator sambil menonton TV, menikmati makanan ringan, dan tidur siang. Selama bulan-bulan musim dingin, tidak ada yang lebih baik daripada menghabiskan hari malas di bawah kotatsu.

Tatami – Matras Multifungsi dengan Aroma Alami

Kami menyebutkan tatami secara singkat, tetapi itu adalah bahan inti untuk setiap rumah tradisional Jepang. Ini adalah jenis lantai khusus yang unik di Jepang. Kata tatami konon berasal dari kata kerja tatamu, yang berarti “melipat”. Sebenarnya ini adalah istilah umum untuk tikar seperti mushiro (tikar terburu-buru), komo (tikar buluh), atau goza (tikar jerami) – semuanya dilipat dan disimpan saat tidak diperlukan, yang seiring waktu mengarah ke kata tatami. Tikar yang Anda kenal sekarang tidak bisa dilipat lagi, dan juga tidak bisa disingkirkan. Itu mulai terbentuk pada periode Heian (sekitar abad ke-8).

Tikar tatami dibuat dengan menenun bulu halus yang disebut igusa. Tanaman ini memiliki aroma yang khas dan menyegarkan yang secara aneh terlihat menenangkan dan membuat rileks. Alas anyaman juga memiliki daya serap kelembapan, retensi panas, dan kedap suara yang sangat baik. Mereka sangat cocok dengan karakteristik empat musim Jepang . Elastis sampai batas tertentu, alas tatami juga membuat posisi seiza lebih nyaman.

Karena tikar tatami terbuat dari bahan alami, akan berubah seiring waktu. Warnanya berubah dari hijau halus menjadi coklat, dan rerumputan itu sendiri menjadi aus. Jika itu terjadi, peta tatami dapat dibalik, meskipun itu adalah sesuatu yang cenderung dibantu oleh pengrajin khusus – ini tidak dapat dilakukan sendiri.

Pengrajin tersebut akan melonggarkan tikar jerami dari alasnya, membalikkannya dan menjahitnya kembali. Itu akan memberi Anda keset bersih dan segar yang terlihat baru lagi. Paparan sinar matahari adalah alasan utama mengapa tatami berubah warna, dan bagi orang Jepang, pemandangan ini akrab bagi hampir semua orang Jepang dan merupakan simbol ikonik tentang bagaimana tahun-tahun berlalu.

Matras tatami juga memiliki satuan ukurnya sendiri, ditulis dengan karakter yang sama dibacakan jo. Satu jo terkait dengan satu tikar, dengan setengah jo menjadi setengah tikar tatami. Di rumah tradisional, ruangan diukur dengan berapa banyak tikar tatami yang muat di dalamnya, seperti 4,5 jo atau 6 jo.

Oshi-ire – Ruang Penyimpanan Tersembunyi

The oshi-ire adalah di mana futon dan hal-hal lain yang disimpan saat tidak digunakan. Banyak orang Jepang mengasosiasikan ruang penyimpanan tersembunyi semacam ini dengan karakter manga / anime Doraemon, saat ia tidur di oshi-ire. Lemari ini juga menarik untuk anak-anak, karena cocok untuk bermain petak umpet dan menjadi tempat persembunyian rahasia yang sangat baik.

Ruang penyimpanan ini, tersembunyi di dalam dinding, dapat ditemukan di sekitar rumah klasik Jepang. Contoh lainnya adalah tenbukuro , kompartemen kecil yang biasanya di atas lemari, pintu, dan sebagainya. Demikian pula, jibukuro bisa ditemukan di bagian bawah dinding.

Butsudan dan Kamidana – Altar dan Kuil Kecil untuk Keyakinan Sehari-hari

Banyak rumah Jepang memiliki altar Buddha kecil yang disebut butsudan. Itu mengabadikan patung Buddha dan tablet kamar mayat leluhur seseorang. Ruangan tempat altar semacam itu ditempatkan disebut butsuma dan jika perlu, seorang pendeta Buddha dipanggil untuk mengadakan upacara peringatan di sana.

Selain itu, Anda akan menemukan altar keluarga dari kepercayaan Shinto asli, yang disebut kamidana, di banyak rumah. Biasanya tergantung di sudut ruangan, menghadap selatan atau timur. Itu tergantung di atas permukaan mata dan di tempat di mana tidak ada orang yang berjalan-jalan, tetapi jika ada lantai dua, kertas putih yang melambangkan awan digantung di langit-langit kamidana. Sudut tenggara umumnya merupakan tempat yang diterangi matahari, dan altar rumah Shinto sering kali dapat ditemukan di ruang keluarga atau ruangan tempat keluarga biasanya berkumpul, jadi itu pemandangan yang sudah biasa. Di rumah yang kami kunjungi, dihiasi dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan keyakinan, seperti tali pusar anak (disimpan dalam kotak khusus – tradisi Jepang lainnya), tiket masuk ujian, tiket lotere jumbo akhir tahun, dan seterusnya. Kamidana digunakan untuk berdoa untuk kesehatan, kemakmuran, dan kebahagiaan keluarga.

Jepang panas dan lembab di musim panas, dingin di musim dingin, memiliki musim hujan, dan kering di musim gugur. Rumah Jepang dibangun dengan segala macam trik kecil untuk beradaptasi dengan iklim lokal. Untuk ventilasi, mereka memiliki beranda kayu yang disebut engawa; tikar tatami digunakan untuk menahan panas; Pintu dan dinding kertas shoji sangat baik dalam menyerap kelembapan dari udara sementara pintu geser dengan cepat menutup atau membuka ruang untuk kontrol suhu yang nyaman. Dan antimikroba, keisodo pengatur kelembaban- tanah diatom – sering digunakan sebagai dasar plester untuk dinding interior. Dengan semua ini, rumah dilengkapi dengan sempurna untuk menangani iklim yang berbeda sepanjang tahun.

Papan Nama dan Kotak Surat – Berubah Seiring Waktu

Seperti di banyak negara lain, Anda akan menemukan papan nama dan kotak surat di pintu masuk rumah Jepang. Secara tradisional, papan nama terbuat dari batu dan kayu dan menampilkan nama keluarga penduduk, yang dieja dalam karakter kanji. Baru-baru ini, banyak orang memilih papan nama dari bahan modern untuk menyesuaikan dengan rumah mereka, dan nama mereka dieja dengan karakter Romawi. Jika seseorang tinggal bersama orang tuanya, misalnya, tidak jarang melihat dua nama berbeda di piring.

Kotak surat sebenarnya disebut shinbun-uke dalam bahasa Jepang, yang secara harfiah berarti “kotak surat kabar”. Meskipun demikian, semua surat masuk ke dalam satu kotak atau slot itu. Beberapa keluarga juga memiliki kotak susu tepat di bawahnya untuk pesanan reguler susu dan Yakult.

Dalam beberapa tahun terakhir, papan nama, kotak surat, dan karton susu mulai kehilangan bentuk tradisionalnya. Alasannya adalah kekhawatiran tentang informasi pribadi seseorang, insiden penguntit, dan penurunan langganan surat kabar. Saat ini, Anda hanya akan melihat nama keluarga yang tertulis di papan nama, dan terkadang tidak ada papan nama sama sekali. Kotak surat sekarang dapat dikunci untuk mencegah orang mengambil surat – ini adalah tren umum di berbagai negara. Secara tradisional, lingkungan Jepang terjalin sangat erat, dengan semua orang mengenalnya, memberikan struktur keselamatan dan keamanan. Terutama di kota-kota besar, hal ini juga semakin menghilang.

Tren aneh saat itu, bagaimanapun, adalah bahwa karton susu diganti dengan “ bentokotak. ” Saat ini, banyak lansia tinggal sendiri, dan mereka sering memanfaatkan layanan pengiriman makanan atau layanan belanja bahan makanan.

Yanegawara – Genteng Indah dengan Dekorasi Regional

Atap tradisional Jepang menampilkan ubin indah dengan warna, bentuk, dan bahan yang bervariasi, semuanya tergantung pada adat istiadat daerah.

Di sini, di daerah Hokuriku, di mana rumah yang kami kunjungi berdiri, gentengnya biasanya berwarna hitam dan keramik. Ubinnya dilapisi glasir, membuatnya bersinar indah di bawah sinar matahari. Musim dingin di Hokuriku agak berawan, jadi saat matahari terbit dan membawa sedikit kehangatan, menandakan musim semi, gambar genteng yang berkilau memiliki efek yang menyegarkan! Kilauan juga membuat ubin tahan terhadap air dan dengan demikian tahan lama. Untuk wilayah dengan banyak hujan dan salju, ini adalah pilihan yang sempurna.

Wilayah San’in di barat daya Honshu dikenal dengan karakteristik atap merahnya. Mereka terbuat dari tanah liat berkualitas tinggi dari distrik Iwami di Prefektur Shimane. Setelah dilapisi, tanah liat yang kaya akan oksida besi berubah menjadi warna coklat kemerahan yang cerah. Glasir ini juga memperkuat ubin terhadap perubahan suhu yang drastis, yang merupakan karakteristik daerah tersebut.

“Ubin Ryukyu Merah” Okinawa memiliki warna merah cerah yang sama. Mereka terbuat dari tanah seperti tanah liat yang disebut kucha – berisi potongan karang dan kerang dari dasar lautan. Ubin ini memiliki daya serap kelembapan dan sirkulasi udara yang tinggi, membuatnya cocok untuk iklim Okinawa yang hangat dan dikelilingi laut. Bayangkan jika atap di Okinawa berwarna hitam – mereka mengumpulkan semua kehangatan dari matahari, mengubah rumah menjadi oven!

Kehidupan di Rumah Tradisional Jepang - 12 Rahasia Desain Rumah yang Cerdas di Jepang! Bagian 1

Di Prefektur Gifu, Anda akan menemukan desa Shirakawa-go dan Gokayama. Keduanya ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia karena rumah tradisional gassho-zukuri mereka yang memiliki atap jerami runcing dengan kemiringan sekitar 60 derajat! Ini adalah area yang mengalami hujan salju lebat, jadi atap ini dirancang untuk menahan beban salju yang banyak.

Perlengkapan Rumah yang Hanya Ada di Jepang

Perlengkapan Rumah yang Hanya Ada di Jepang – Ada pesona tertentu bila berbicara tentang rumah Jepang. Keunikan dan fungsinya mencerminkan tradisi Jepang yang berusia berabad-abad yang dikombinasikan dengan kecerdikan. Berikut ini adalah perlengkapan rumah yang mungkin hanya akan kalian temui saat berada di Jepang.

Perlengkapan Rumah yang Hanya Ada di Jepang

Kamidana

Itu adalah miniatur kuil Shinto yang biasanya digunakan untuk mengenang orang tersayang yang telah meninggal. Ibadah di kamidana biasanya mencakup pembakaran dupa (biasanya dilakukan pada pagi hari) dan persembahan barang keberuntungan serta makanan dan minuman. slot777

Kotatsu

Kotatsu dulunya dipanaskan secara tradisional dengan tungku arang (wadah berisi bara panas) di bawahnya, tetapi sekarang sumber panas listrik digunakan secara eksklusif – faktanya, banyak kotatsu memiliki pemanas listrik built-in. Orang-orang menggunakan kotatsu untuk duduk, makan, atau bersantai dan menonton TV. Kotatsu sangat diminati selama musim dingin, karena banyak rumah tangga di Jepang tidak memiliki sistem pemanas sentral. https://3.79.236.213/

Ofuro

Di masa lalu, rumah tangga Jepang tidak memiliki pemandian dan orang-orang biasa pergi ke pemandian umum yang disebut “sento.” Selama era Meiji, mandi menjadi lebih umum di rumah-rumah. Biasanya kamar mandi terpisah dari ruangan lainnya. Bak mandi cenderung dalam tapi pendek. Bak mandi paling awal sebagian besar terbuat dari drum kayu, dan tetap populer hingga hari ini. Biasanya Anda harus mandi sebentar terlebih dahulu sebelum menggunakan bathtub.

Tatami

Tikar tatami digunakan sebagai bahan lantai di dalam rumah tradisional bergaya Jepang. Secara tradisional, tikar tatami terbuat dari jerami padi, sedangkan variasi zaman akhir dibuat dari busa polistiren atau papan serpihan kayu. Tatami sangat umum di Jepang sehingga mereka menggunakannya sebagai satuan saat mengukur rumah dan apartemen. Tikar tatami biasanya dikaitkan dengan “seiza,” cara duduk formal tradisional di Jepang.

Tokonama

Juga dikenal sebagai “toko”, ini hampir setara dengan ceruk di Barat. Tokonoma ditempatkan dengan barang-barang artistik seperti lukisan gulungan atau ikebana (merangkai bunga tradisional). Ada etiket tertentu yang terkait dengan tokonoma. Misalnya, tidak pantas untuk duduk atau melangkah ke tokonoma. Tamu harus duduk dekat tokonoma dengan punggung menghadapnya. Ini karena kesopanan, karena tidak pantas bagi tuan rumah untuk memamerkan pajangan berharganya di tokonoma kepada tamunya.

Wagoya

Dalam pertukangan tradisional Jepang, “wagoya” adalah bentuk bingkai kayu yang dibuat dengan menggunakan teknik sambungan canggih, tanpa menggunakan paku.

Zabuton

Zabuton pada dasarnya setara dengan kursi, digunakan untuk duduk di atas lantai tatami.

Shoji

Karena rumah bergaya tradisional Jepang tidak menggunakan kaca untuk pintu dan jendelanya, mereka menggunakan “shoji” untuk pintu interior dan eksterior. Kertas tembus pandang di “shoji” memberikan karakter unik pada rumah-rumah Jepang dengan membiarkan cahaya dan bayangan yang tersebar masuk.

Chabudai

Chabudai biasanya digunakan di lantai tatami, tetapi juga bisa dilihat di semua jenis lantai. Biasanya orang Jepang duduk di zabuton sambil makan atau minum teh di chabudai

Engawa

Rumah bergaya tradisional Jepang seringkali memiliki engawa, potongan kayu sempit yang berfungsi sebagai koridor di sekitar rumah. Secara tradisional, engawa ditempatkan sebagai pemisah antara shoji dan jendela badai. Ini sering kali setara dengan beranda.

Perlengkapan Rumah yang Hanya Ada di Jepang

Fusuma

Salah satu aspek yang paling dapat dikenali dari arsitektur Jepang adalah fusuma, panel geser yang berfungsi sebagai pintu dan dinding. Fusuma membantu mendefinisikan kembali ruang menjadi ruangan yang lebih besar atau lebih kecil tergantung pada tujuannya.

Genkan

Tujuan utama dari genkan adalah meninggalkan sepatu seseorang sebelum memasuki rumah. Daerah ini dianggap kotor. Begitu masuk, penghuni atau tamu akan memakai sandal atau alas kaki dalam ruangan lainnya yang disebut uwabaki. Memakai sepatu di dalam rumah Jepang mana pun dianggap tidak sopan karena dapat disamakan dengan meludah di lantai.

Ciri Khas Rumah Yang Terdapat di Negara Jepang

Ciri Khas Rumah Yang Terdapat di Negara Jepang – Rumah Jepang telah berkembang selama bertahun-tahun dengan menggabungkan bentuk tradisional dengan teknologi modern untuk meningkatkan ketahanan terhadap api dan kenyamanannya. Namun belakangan ini, orang-orang mulai melihat kembali metode tradisional membangun rumah, yang ramah lingkungan dan bertahan lama.

Ciri Khas Rumah di Jepang

Rumah tradisional Jepang dibangun dengan mendirikan tiang kayu di atas pondasi datar yang terbuat dari tanah atau batu. Rumah kayu ada di seluruh dunia, namun tiap negara memiliki ciri khas masing-masing. Apa ciri-ciri khusus rumah di Jepang? idn slot online indonesia

Salah satu ciri umum rumah Jepang adalah banyaknya pintu geser. Di zaman kuno, terkadang mereka memiliki sekat pembatas untuk mempartisi ruangan besar. Partisi ini datang untuk dipasang ke dinding, tetapi itu menyebabkan ketidaknyamanan, jadi alur dibuat sehingga partisi dapat bergeser. Ini adalah gaya yang terlihat pada rumah Jepang modern saat ini. www.mustangcontracting.com

Kata shoji awalnya adalah istilah umum untuk partisi antar ruangan, tetapi hari ini sebagian besar merujuk pada pintu geser yang terbuat dari kotak kertas yang direkatkan pada kisi kayu yang memungkinkan cahaya bisa melewatinya.

Saat ini tikar tatami digunakan untuk menutupi seluruh lantai kamar, tetapi dahulu kala, tatami adalah barang mewah dan hanya digunakan di area tempat orang duduk. Jenis bantal persegi yang dikenal sebagai zabuton dikembangkan dari praktik duduk di atas tatami dan dari bantal melingkar yang disebut enza yang digunakan di kuil Buddha. Zabuton awalnya adalah tikar yang terbuat dari kain yang indah, tapi itu datang untuk mengambil bentuk yang sekarang di paruh kedua dari periode Edo (1603-1868), ketika kapas ditambahkan.

Dulu, ketika orang makan, setiap orang makan dari nampan seperti kotak yang terpisah. Praktik berkumpulnya orang di sekitar meja makan baru dimulai selama era Meiji, ketika makanan Barat dan Cina menjadi umum. Namun, di ruangan dengan tatami, kursi tidak digunakan, sehingga kaki meja jauh lebih pendek daripada yang ditemukan di negara lain.

Karena ruang tamu, tempat keluarga makan bersama, tumbuh menjadi pusat kehidupan mereka di rumah, ruang itu berisi lemari yang menampung piring dan mangkuk yang digunakan orang. Lemari yang disebut chadansu ini awalnya digunakan untuk menyimpan peralatan yang digunakan dalam upacara minum teh.

Di musim dingin, orang Jepang menggunakan meja berpemanas yang disebut kotatsu saat mereka duduk di atas tatami di ruang tamu. Kotatsu dikatakan telah dikembangkan di kuil-kuil Buddha Zen selama abad pertengahan. Meskipun awalnya menggunakan batu bara untuk pemanasnya, saat ini kotatsu mengandalkan elemen pemanas listrik. Bagian atas dan samping kotatsu ditutup dengan kasur untuk menahan panas, dan papan diletakkan di atas kasur agar kotatsu dapat digunakan sebagai meja.

Sekitar akhir abad pertengahan, tokonoma, semacam ceruk kecil, muncul di rumah samurai. Ceruk yang terletak di ruang tamu biasanya memiliki gulungan kaligrafi atau seni vertikal untuk dinikmati pengunjung, bersama dengan bunga ikebana tradisional.

Ciri Khas Rumah di Jepang

Agama Buddha dipraktikkan di Jepang, seperti halnya di banyak negara Asia lainnya. Di Jepang, dewa-dewa asli telah disembah bersama Buddha di rumah-rumah sejak lama. Altar Buddha yang dikenal sebagai butsudan berbentuk seperti lemari dengan pintu di bagian depan yang dapat diayun terbuka. Altar untuk dewa Jepang, yang dikenal sebagai kamidana, berbentuk seperti kuil kecil dan disimpan di rak dekat langit-langit. Ini berisi fuda, yaitu kertas atau tablet kayu dengan tulisan di atasnya.

Rumah Hantu Paling Seram Yang Ada di Jepang

Rumah Hantu Paling Seram Yang Ada di Jepang – Bagi Anda penyuka hal-hal berbau horror, artikel ini cocok untuk Anda. Jepang terkenal dengan film horror dan rumah hantu mereka. Jika Anda berencana mengunjungi Jepang, berikut ini adalah rumah hantu terbaik di Jepang yang wajib Anda kunjungi.

Rumah Hantu Paling Seram di Jepang

Super Scary Labyrinth of Fear

Anda mungkin pernah melihat atau mendengar rumah sakit berhantu ini di suatu tempat, karena ini dikenal sebagai atraksi rumah berhantu terpanjang, paling terkenal, dan paling menakutkan di Jepang. idn slot indonesia

Latar belakangnya adalah bahwa rumah sakit itu pernah digunakan untuk eksperimen manusia, sampai hantu pasien menghantui dan membunuh para dokter dan perawat. Namun, tidak cukup hantu itu membalas dendam; kemarahan dan penderitaan mereka begitu kuat sehingga mereka masih menghantui situs yang ditinggalkan hingga hari ini. Jadi, pengunjung harus berjalan melalui labirin rumah sakit sepanjang 900 meter saat hantu mengintai di setiap sudut — menunggu tidak hanya untuk membuat Anda ketakutan, tetapi juga untuk mengejar Anda dalam beberapa kasus. https://www.mustangcontracting.com/

Rata-rata, atraksi ini memakan waktu 40-50 menit, meski ada juga yang memakan waktu hingga satu jam. Orang yang lemah hati dapat membeli omamori (jimat) yang menyala-nyala untuk biaya tambahan, yang berfungsi sebagai sinyal bagi para aktor untuk tidak membuat Anda takut. Jika itu tidak cukup, rumah sakit dipenuhi dengan rute pelarian yang ditandai dengan jelas.

Bersiaplah untuk mengantre sebentar — bahkan selama 2,5 jam — untuk atraksi ini, karena staf menerima orang-orang dalam kelompok kecil untuk sensasi maksimal. Juga, pastikan untuk memiliki setidaknya satu pendamping, karena staf tidak menerima tamu tunggal. Anak usia sekolah dasar harus didampingi oleh wali berusia sekolah menengah pertama ke atas, sedangkan anak kecil tidak diperbolehkan.

Akses: Stasiun Fujikyu-Highland; bus dari Tokyo juga tersedia

Jam: Bervariasi per musim (biasanya buka di antara 8-9 pagi; menutup antara 5-6 pm selama off-peak season hari, atau 7-8 pm pada saat puncak)

Onryou Zashiki

Gagasan master rumah hantu Jepang Hirofumi Gomi, dan menampilkan efek visual oleh pakar seni digital teamLab, Onryou Zashiki (nama Inggris: Tatami Room of Apparitions) baru-baru ini dibuka pada April 2018.

Cerita latarnya seperti versi modern dari kisah horor klasik Jepang Yotsuya Kaidan; Di bawah rumah kengerian ini terletak tubuh Yoko, yang suaminya, bersama dengan majikannya, bersekongkol untuk membunuhnya dengan bedak beracun. Dapatkah Anda menjelajahi rumah untuk menemukan hantunya, mengoleskan penawar ke wajahnya, dan dengan demikian membantunya menemukan kedamaian? Atau akankah Yoko membunuhmu karena ketakutan dulu? Lepaskan sepatu Anda dan masuk ke rumah Jepang berhantu ini — dan berhati-hatilah, karena kaki telanjang Anda mungkin rentan terhadap serangan.

Onryou Zashiki terkadang akan mengadakan acara khusus untuk faktor ketakutan ekstra itu. Sebagai permulaan, atraksi ini akan mengadakan acara spesial musim panas, Onryou Zashiki Extreme, dari 14 Juli-24 September 2018. Pengunjung memiliki misi ekstra: mengikat hantu dengan tali. Kunjungi di malam hari jika Anda menginginkan tantangan, karena rumah hantu ini akan berada dalam mode sulit di malam hari.

Akses: Stasiun Korakuen atau Suidobashi

Jam: 10:  00-21: 00 (11: 00-21: 00 pada hari kerja dari Desember-Februari)

Daiba Strange School

Terletak di pusat perbelanjaan, sekolah berhantu ini menonjol dengan fasad tua dan dekor yang tidak wajar. Dilengkapi dengan lampu, pengunjung menjelajahi apa yang disebut sekolah terkutuk ini — ditinggalkan selama lebih dari 40 tahun setelah bunuh diri seorang siswa yang memicu banyak kasus bunuh diri peniru dan kematian misterius — untuk menenangkan semangat siswa yang gelisah. Meskipun jauh lebih kecil dari rumah sakit berhantu (yang ini membutuhkan waktu 10-15 menit untuk menyelesaikannya), bersiaplah untuk tetap ketakutan.

Lokasi: 4 / F DECKS Tokyo Beach Seaside Mall, Daiba 1-6-1, Minato Ward, Tokyo

Akses: Tokyo Teleport atau Daiba Station

Jam: 11:00 am-8: 00 pm (hari kerja); hingga 9:00 malam pada akhir pekan dan hari libur

Rumah Hantu Paling Seram di Jepang

Sakura no Onrei

Untuk sesuatu yang lebih kuno, cobalah rumah berhantu ini di halaman Hanayashiki, taman hiburan tertua di Jepang. Objek wisata ini baru saja direnovasi, namun tetap mempertahankan suasana retro-nya. Tanpa batasan usia (meskipun anak-anak berusia 4 tahun ke bawah harus ditemani oleh wali), ini adalah pilihan yang lebih ramah anak dan tidak terlalu menakutkan. Rumor mengatakan bahwa rumah berhantu ini sebenarnya berhantu, jadi waspadalah.

Jam: Bervariasi per musim (biasanya 10: 00-18: 00)

Back to top